CERITA DEWASA POLWAN AYU MENJADI PELACUR PART2

CERITA DEWASA POLWAN AYU MENJADI PELACUR PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA POLWAN AYU MENJADI PELACUR PART2, Hasrat-Bispak39 Bagaimana tak, 5 bulan lalu, saat dia tengah menanti anak buahnya membayar hasil keamanan di warung langganannya, tiba-tiba kepalanya ditutup kantung hitam serta suatu sengatan taser di uluhatinya membuat gontai maka dia gak dapat menantang di saat digeret ke mobil serta dibawa keluar dari Kalirotan. Cahaya lampu yang ditujukan ke mukanya membuat silau. Tangannya terborgol ke belakang bangku. Margo sudah tidak aneh dengan ruangan investigasi. Dia beberapa kali sudah harus duduk di dalam ruang begitu, bertransaksi untuk keamanan Kalirotan yang sesungguhnya…

Akan tetapi ini kali keinginan, bukan… perintah yang diterimanya cukup antik. Dia jadi belum kenal siapa interogatornya ini kali. Nada pria itu demikian dalam, juga dia lantas mengaku kalaupun dia jadi menempatkan hormat ke orang itu.

"Margo, waktu ini di Kalirotan ada orang baru, namanya JuaSani Putri," kata lelaki itu sebagai permulaan. Margo yang rata-rata gak sabaran dan berani menantang sekarang menunjuk memerhatikan.

"Dia saat ini tinggal pada tempat Nuri. Saya pengen, kau pantau dia… Kau serta anak buahmu bisa menggunakan ia selaku jasa uang keamanan seperti yang umum kau kerjakan. "

Embusan cerutu cuba menimpa muka Margo. Orang ini top, berpikir Margo… dia berbicara musuh yang jauh semakin kuat ketimbang dirinya sendiri.

"Anak buahku juga kerap ada seperti umumnya, minta jumlah darimu… serta kamu dapat antara mereka untuk nikmati wanita itu. Saya ingin wanita itu dijarah mati-matian… kau harus mengatur sampai tamunya menjadi bertambah sebagian dari tempat yang lainnya, meski sesungguhnya tanpa ada kontribusimu lantas ia sudah dipastikan bakal menjadi unggulan di sana… Sebarkan informasi, sebarkan perihal dirinya… kecantikannya, kemolekannya…"

Maro pada akhirnya berkemauan kuat buat bertanya… "Mengapa kau ingin membinasakan wanita itu demikian rupa… apa kelirunya pada kamu?"

CERITA DEWASA POLWAN AYU MENJADI PELACUR PART2

Lelaki itu menjawab, "Saya ingin merusak dianya, sampai apabila waktunya udah tiba… dia akan tunduk sepenuhnya pada diriku… Akan tetapi, seblum dia memperoleh status yang terhormat di telapak kakiku… dia mesti rasakan apa yang dimaksud namanya neraka dunia, apa yang dimaksud neraka jahanam…"

Margo merinding. Lelaki ini hilang ingatan, pikirnya.

Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar lembut dari sisi meja butut dalam kamar Margo, dan bikin Margo kembali pada alam sadarnya. Dia ambil HP itu dan terheran…

"Ya?" jawab Margo.

"Baik… Siap… Baik… Jalankan…"

Mira lihat kalaupun Margo menjadi pucat sehabis terima telephone itu… serta Mira tidak pernah lihat Margo setakut itu.

"Siapa Bang?" bertanya pelacur itu manja. Margo menepis gadis itu.

"KELUAR!" gertaknya, membuat Mira takut.

"Ada apakah Bang?"

"Keluar kataku! Saya ingin urus Sani, kau bisa turut saksikan ia disiksa. Tetapi saat ini, keluar!"

Mira selekasnya keluar rumah Margo yang simple itu, tetapi hatinya sedikit bahagia lantaran dia dapat memengaruhi Margo buat memusnahkan Sani. Dia tidak akan perduli dengan Margo yang saat ini terduduk pucat.

Perbincangan barusan membuat Margo benar-benar takut. Lelaki itu serius iblis…

"Margo… tentu saat ini Mira telah memberikan badannya kepadamu selaku bayaran untuk membinasakan Sani…" kata lelaki itu, yang membuat Margo tercenung.

Bagaimana dia dapat tahu?

"Kau bakal lakukan apa yang dia minta… kau membawa Sani ke gudang kosong, mengajak ke-10 panglima tempatmu… silahkan siksa Sani, tiduri berusaha keras, tetapi jangan sempat ia mati… Kau bisa bawa Mira, supaya ia ikut juga menganiaya Sani buat mengeluarkan marahnya…"

"Akan tetapi satu saja perintahku kau langgar… MATI!"

Sani yang lagi berbelanja sayur, cuma kenakan tank luar biasa dan celana pendek, tidak terlampau memerhatikan Mira yang tiba dekatinya. Dia memandang wanita itu sesuai sama dirinya… cuman tempat penampungan sperma.

"Eh Sani…" sapa Mira beraga ramah. "Berbelanja?"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani cuman tersenyum simpul, dia sedang tak mau berbasa-basi. Juga sebetulnya dia sendiri tidak memiliki kawan di Kalirotan. Dia lebih menjadi tertutup dalam sosialisasi. Yang dia mau kerjakan cuman buka pahanya lebar-lebar, serta membebaskan banyak lelaki hidung belang kelas teri nikmati vagina, lubang anusnya serta mulutnya secara optimal.

"Sani… saya ingin mohon bantuan tidak lama, saya pengen mengambil barang di gang sisi, saya malas sendiri… mahfum banyak yg suka godain, hihihi!"

Sani yang malas ingin sekali menampik, tetapi Mira menangkap lengannya serta menariknya ke arah tempat yang lumayan sepi sebelumnya menodongkan pisau ke pinggang Sani.

"Turut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" gertak Mira.

Sani mau tak mau mengikut cara Mira menuju gang yang ia paham sebagai sisi terkejam di Kalirotan, serta tidak ada satu juga PSK yang cukup normal buat menawarkan diri di dalam tempat itu…

Mira  memajukan Sani masuk ke satu rumah yang lebih serupa gudang, Dorongannya lumayan keras hingga Sani terjatuh jatuh masuk ke rumah yang gelap itu. Sewaktu si gadis bangun, dia bisa dengar bila pintu ada berada di belakangnya ditutup. Untuk sekilat, kegelapan keseluruhan.

Byaaaar! Hidup lampu yang tiba-tiba itu bikin si gadis mengerjap karena silau. Dan di saat dia bisa mendapat kembali pengelihatannya. Margo dan sepuluh panglimanya udah mengepungnya. Mira lantas mengambil langkah ke tengah lingkaran, dia dekati Sani dan…

PLAK! Pukulan keras si pelacur yang tidak diduga oleh Sani bikin Sani terhuyung. Lantas pukulan serta sepakan terus-menerus Mira bikin Sani terjengkang. Mira yang seolah kesetanan terjang Sani yang terjengkang, jatuh telentang di lantai gudang. Mira duduki perut Sani, serta dengan serampangan memukuli muka Sani, menjambak rambut gadis itu, serta menubrukkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang berencana menginginkan muka Sani tinggalkan sisa di muka mulus si bekas polwan. Sebelumnya Sani pilih pasrah.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Akan tetapi perasaannya untuk tetap bertahan kembali tampil. Demikian memperoleh kesempatan, Sani selekasnya berikan perlawanan. Dia balas mencakar, menjambak, memukul dan menyepak Mira. Beberapa lelaki ketawa berbuat tidak etis, ya… terkecuali Margo…Ia melihat jenis perkelahian ke-2  pelacur di hadapannya itu…. khususnya Sani, pelacur yang paling menjadi perhatian oleh si perwira.

"Aneh… jenis berkelahinya demikian biasa", batin Margo… "Justru lebih serupa pelacur berkelahi…."

Ya, Sani sekarang tidak akan bertanding bagaikan seseorang polwan. Dia sekarang cuman bertanding berdasar pada insting survival… dan ini cukup mengagetkan Margo, yang berharap kalaupun pelacur yang paling menjadi perhatian ini punyai ketrampilan bertanding yang dapat membikin si perwira takjub. Tapi, sederhana apapaun Cat Fight yang terhidang, terang tampak bila Mira mulai kelabakan. Sani sendiri mulai tampak balik ke mode berlaganya yang dahulu.

Margo memberikan tandanya terhadap seoang anak buahnya yang dengan cepat menelikung Sani, menjambak rambutnya sampai si gadis meringis dan merintih kesakitan. Mira mengusap darah dari bibirnya yang cedera oleh tonjokan Sani, mengatur rambutnya yang kusut sembari dekati si gadis yang meronta kesakitan.

BAM! Mira menggebuk muka Sani, mengakibatkan bibir pecah.

BAM! Pelipis si gadis.

BAM! Hidung Sani… sampai mimisan…

SCRATCH! Kuku Mira yang cukuplah panjang menggores paras Sani sampai tinggalkan goresan membentang dari kening kanan ke pipi kiri sampai ke rahang  si gadis. Mira tersenyum iblis lihat paras Sani yang telah dibikinnya cacad itu. Tapi dia belum puas… Dia mengepalkan tangannya dan…

BUGH! Sani sampai muntah dan megap-megap. Mira menggebuk mutlak di uluhatinya. Panglima Margo melepas si gadis yang lekas jatuh terduduk, dan Mira memberi sepakan keras ke rusuk si gadis, mengakibatkan Sani terjengkang dan mendekam kesakitan.

"Mira! Cukup!" suara Margo yang berani hentikan cara Mira.

Rupanya Mira telah memegang sebilah pisau cutter. Barusan cutter itu dipakai untuk menodong Sani. Mira melihat Sani yang mengesah menghentikan sakit di perutnya. Tangan yang memegang cutter itu bergetar… Serta Mira ambil langkah maju.

CERITA DEWASA POLWAN AYU MENJADI PELACUR PART2

Saat ini Margo sendiri yang menggebuk Mira dangan maksimal. Si gadis terjengkang, menjerit kesakitan. Dia memerintah lima panglimanya buat memberikan pelajaran pada Mira, yang saat ini beringsut ketakutan. Samar-samar Sani dengar pukulan, sepakan, jerit Mira, bunyi cabikan kemeja. Tetapi sekarang dia harus memikir dianya sendri yang tak lebih bagus. Margo dekati dirinya sendiri bersama lima panglimanya lainnya. Dia coba merayap menjauh, tetapi suatu kaki yang beranjak telapak tangannya dengan keras membuat menjerit kesakitan.

Sani melihat belati perintah yang digenggam Margo, belati dengan baja opsi yang paling cemerlang. Dengan badan tengkurap, Sani haya dapat bergidik rasakan dinginnya baja yang digesekkan dibalik celananya. Baja dingin itu menjalari pantanya yang paling digilai banyak lelaki yang nikmati badannya… pantat sekal yang seperti memikat tiap-tiap lelaki untuk meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, juga menjilatinya… Dan terpenting lubang elok yang seolah tidak pernah buka lebar itu sebagai dermaga penis-penis yang jarang peroleh kesenangan sama, baik dari istri resmi mereka ataupun pelacur yang lain pilih untuk tidak membebaskan lubang pembuangan mereka dimasuki penis. Sani dapat merasai baja itu membawa bahan celana pendeknya, dan bunyi robekan perlahan-lahan kedengar, mengisyaratkan bila saat ini kain penutup selangkangannya mulai tercabik serta membikin selangkangan eloknya terkena dinginnya lantai gudang yang kotor serta dingin. Dengan badan yang ditahan tertelungkup di lantai gudang kembali Sani dapat rasakan dinginnya baja belati menjelajahi punggungnya… kemudian…sreeeeeeek! Bahan tanktop tipis itu gak sama dengan kuatnya baja belati, sampai dengan beberapa pergerakan saja badannya terekspos bebas di depan lelaki bajingan yang selalu berlakukan banyak karyawan sex komersil ibarat onggokan daging pemuas hasrat. Sani masih tengkurap di dinginnya lantai gudang yang kotor dan kasar cuma karena berbentuk susunan laporkan semen tiada tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih sebab tergores lantai.

Sani dapat dengar bunyi sabuk yang dibuka. Dia persiapkan dirinya….

CTAAAAR!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani mengigil… tangannya yang dipegangi mengepal serta menggigil… kepala sabuk yang dibuat dari besi itu yang menimpa badannya.

CTAAAR!

CTAAAR!

Sani menjerit sejadinya waktu Margo mengcambuki punggungnya, bokongnya, belakang pahanya…

Dan jeritannya kian kuat di saat Margo memerintah anak buahnya buat membalik badannya, lalu tanpa belas kasihan melecuti Sani, di payudaranya, perutnya, rusuknya, serta di vaginanya….

Jerit kesakitan serta suara mohon ampun Sani betul-betul gak digubris oleh Margo yang seperti melepas keberangan yang ditahannya sampai kini. Waktu lelaki itu selseai, badan si gadis hancur penuh cidera babatan kepala sabuk, sejumlah bilur di badan si gadis keluarkan darah.

Margo lalu berlutut didepan selangkangan si gadis, turunkan celana, dan keluarkan penisnya… Lalu dengan semaunya menghunjamkan penisnya ke vagina Sani yang bengep gara-gara babatan sabuk yang berulang-ulang di situ. Sani cuman dapat menggeliang kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Badan Margo yang melekat di badannya bikin si gadis mendesis sebab keringat si kepala preman membikin perih bilur serta cidera di badannya. Sani cuman menggeletar mencegah perih di saat selanjutnya Margo menarik keluar penis yang udah buang sperma ke rahimnya.

"Cicipin tuch perek… sekarang….."

Perintah Margo belum juga tuntas waktu ke-10 anak buahnya selekasnya masuk Sani yang cuma dapat mendesah perih, meringis dan menjerit kesakitan. Sementara si kepala preman sendiri bergeser menuju figur badan di pojok lain gudang itu. Figure Mira yang paling mengiris hati. Pelipis mata si gadis pecah, hidungnya patah, beberapa giginya tanggal, lengannya tampak patah dan dislokasi.

Pelajaran yang dikasihkan anak buahnya betul-betul kejam… tetapi itu penting. Margo berjongkok dekat badan hancur Mira yang bernafas meskipun cuma kadangkala.

"Saya telah molorangmu, Mira… namun kamu menantang aku…." ucapnya sembari bangun, menarik samping kaki Mira ketujuan pintu belakang gudang. Margo menarik badan Mira ibarat menarik karung rongsokan ke sebuah kandang di atas pentas yang tertutup terpal.

CERITA DEWASA POLWAN AYU MENJADI PELACUR PART2

Margo mengangkut badan kurang kuat Mira…

"Tonton baik, Mira… Ini hukuman untukmu," ujarnya sembari buka terpal.

Mata Mira yang lebam sedikit membelalak memandang isi kandang yang dapat mewadahi 2 orang dewasa itu.  Cicit tikus-tikus garang dalam kandang yang terperanjat lantaran paparan matahari membuat Mira merinding, Ya… hukumannya baru-baru ini dimulai… dengan badan semacam itu, dia tidak dapat meronta atau berontak, dia cuman dapat pasrah saat badannya diangkat Margo serta disingkirkan ke kandang tikus itu. Mira merasai sakit, tapi dia tidak lagi dapat bergerak, berteriak atau meronta… Dia cuman dapat rasakan kesakitan tanpa sanggup kerjakan apa-apa… rasakan badannya perlahan-lahan jadi sajian tikus-tikus kelaparan itu….

Margo melihat anak buahnya yang lagi melakukan Sani. Dua penis anak buahnya sedang membantai anus si gadis secara berbarengan, sementara mulut si gadis dipaksakan mengoral penis untuk penis yang disikatkan secara kasar. Vagina si gadis gak lebih bagus nasibnya… seseorang anak buahnya lagi membabat vagina si gadis dengan kepalannya, serta dia gerakkan tangannya dengan amat kasar. Margo melihat menuju kegilaan di hadapannya, sampai laras sebuah pistol yang melekat ada di belakang kepalanya membuat tersadarkan. Serta seperti pasukan siluman yang keluar neraka, beberapa puluh prajurit dengan seragam penyamaran komplet menodong ke-10 anak buahnya. Saat ini Margo berdiri dihadapan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan ada di belakang kepala. Margo tersenyum senang memandang mimik muka beberapa kepercayaannya yang gak mengetahui takut itu. Gestur paling akhir yang dilihatnya sebelumnya sebutir peluru yang tembus dahinya membuat nyawanya terbang tinggalkan badannya. Dan pribadi si bos preman yang berdebam di lantai gudang jadi lukisan paling akhir yang disaksikan ke-10 panglima daerah yang gak lama pun mengikut tapak jejak si pimpinan tinggalkan dunia fana ini dengan rasa senang sudah jadi sisi grup yang paling ditakutkan, yang tidak mungkin kalah terkecuali diakali seperti itu…

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Pimpinan regu mendekati figure yang tengah kembalikan pistol yang baru-baru ini membunuh Margo ke sarungnya.

"Posisi udah ditangkap, seluruhnya intimidasi telah dinetralisir, laporan usai"

Lelaki itu mengacauk dan pasukan barusan selekasnya keluar gudang. Lelaki itu dekati figure badan Sani yang paling kurang kuat…. Mata Sani yang tertutup sperma buka perlahan…

Mulutnya bercakap lirih…. "Ba…paaaak?"

Sani terjaga di tempat tidur empuk. Dia meraba sisi lengannya yang berasa sakit serta terasa jarum I.V  di situ. Matanya mengerjap, serta samar-samar dia lihat kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas bagaikan hotel bintang lima. Perawat silih berubah menjaga badannya, mengembalikan seluruhnya cidera. Semua serta beberapa dokter berusaha dengan segenap tenaga untuk kembalikan keadaan Sani seperti yang telah lalu. Dan tugas mereka sesuai harapan. Saat Sani bertelanjang bundar di kamar mandi rumah sakit dan melihat refleksi dianya di cermin, dia takjub. Tidaklah ada satu cacat lantas yang tidak dibetulkan, sampai beberapa bekas cidera di badannya anyar nampak jika menjadi perhatian dari amat dekat. Lantas, dokter yang menjaganya hadir dan berbicara,

"Selamat Nona, secepatnya anda sudah dapat pulang."

Sani kembali tertegun… Ke mana dia bakal pulang? Dengan lemas Sani konsumsi makanan rumah sakit serta minum obat yang diberi kepadanya. Dan tidak tahu kenapa dia terasa begitu letih…. sangatlah sangat letih…

"Dipan ini jadi bertambah empuk", batin Sani sekalian buka matanya…

Serta Sani melonjak bangun dari tempat tidur itu, lekas jatuhkan diri bertimpuh. Dia menangis sembari memegang kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi. Lelaki itu pada akhirnya hadir jemput.

"Bapaaaak…" tangis Sani di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis berduka, tangis berbahagia….

1 tahun setelah itu. 

Kombes (Purn) Bambang Harjadi lagi menyaksikan laporan di hadapannya. Dia tersenyum kebapakan di Sani yang memberikan laporan itu kepadanya. Laporan teratur saja, perihal penghasilan serta pengeluaran. Dari jaringan pelacuran yang dahulu terkuasai Ryoko, tetapi saat ini sudah jadi kebun penghasilan dianya sendiri, dengan hasil amat memberikan kepuasan.

CERITA DEWASA POLWAN AYU MENJADI PELACUR PART2

Serta lebih ketimbang itu, semua rahasia beberapa konsumen sekarang jadi milik dia, maka ia semakin istimewa dalam berkuasa dibalik monitor kendati ia saat ini sudah pensiun. Tak kenapa akhiri profesi penegak hukum dengan pangkat paling akhir tidak gapai bintang; toh mereka-mereka yang mempunyai bintang di pundak dapat ia pegang kapan saja, lantaran seluruhnya kartu ada pada tangannya. Tahun yang lalu Ryoko divonis enteng, cuman 1 tahun penjara. Benar-benar itu hukuman optimal buat mucikari. Ada pasal-pasal dengan sanksi hukuman lebih berat berkaitan kejahatan trafikking/perdagangan manusia, maksimum 15 tahun, tetapi advokatnya, Prabu, sukses menangkis tuduhan itu, tertolong kesaksian Sani dahulu yang menjelaskan kalau ia melacur di bawah Ryoko dengan suka-rela. Ryoko sudah menempuh saat hukuman dan bebas.

TAMAT. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama