CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL, Hasrat-Bispak39 Beberapa menit saya terjaga dari tidurku. Kendati pun saya udah terasa cukup lebih enak, saya masih pengin bermalas-malasan, serta biarkan badanku yang telanjang bundar dan terselip dalam bedcover ini masih tetap terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadang-kadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku serta wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya telah kembali tersenyum senyuman sendiri karena saya terlintas momen pada hari tempo hari bersama Andy, mulai dengan sikap canggungnya di sekolah saat temaniku hingga balik ke kelasku, dan yang sangat membuatku berbahagia merupakan SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku biar lekas istirahat dan tidur sebab dia ketahui saya kelelahan.

Namun, Andy tahunya saya kepayahan karena belajar sampai malam, bukan lantaran ngeseks berkali kali mulai sejak tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, rupanya telah jam 5:10 pagi. Karenanya saya menarik napas panjang, siap-siap menjalankan ini hari yang tidak tahu dapat berikan warna apalagi di kehidupanku.

"Auw…", saya mengeluhkan perlahan-lahan di saat saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal waktu kupakai jalan, bahkan juga lubang vaginaku kadangkala berasa sedikit nyeri. Rupanya badanku belum sembuh betul sesudah tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Meski sebenarnya saya udah istirahat semalam tanpa masalah, sampai saya udah tidur lebih mula sehabis terima SMS Andy seputar jam 9 tempo hari malam.

Saya ambil langkah tertatih tatih ke dalam almari bajuku untuk ambil bra dan celana dalamku,  seragam putih abu abu. Peduli sangat dengan teror Dedi, ini hari saya menetapkan untuk menggunakan celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa sangat risau, mengandaikan kawan temanku di sekolah tahu bila saya tidak memakai celana dalam. Jika kelak Dedi menyusahkanku, saya udah pasrah.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL

Adakalanya saya mengeluhkan, saat terasa sakit yang menimpa betisku ini mengusik cara kakiku. Bahkan juga saat ini saya anyar rasakan jika otot perutku pun sedikit kejang, seperti habis lakukan sit up berkali barangkali.

Akan tetapi perlahan-lahan saya memahami sebuah hal yang aneh, tidak tahu mengapa saya jadi nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… periode pagi pagi telah kacau-balau gini…", saya bersungut-sungut serta memarahi diriku sendiri.

Karenanya saya usaha tidak untuk melepaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Sehabis saya gantungkan semuanya lembar baju yang bakal kukenakan namun juga handukku, saya menggembok pintu kendati pun saya masih ingat jika pintu kamarku terkunci. Tetap juga rasanya aneh bila saya mesti mandi tiada mengamankan pintu kamar mandi, dan saya tidak pingin kalaupun saya jadi terlatih begitu.

Saya mulai memberikan hati badanku dengan shower air hangat dan cairan sabun mandiku yang harum, halus beri kesegaran. Selesai usai, saya selekasnya keringkan badanku serta kenakan bra dan celana dalamku, lalu saya ketujuan meja dandanku melihati bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu telah tidak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma buat Andy… kalaupun nantinya Andy tahu kamu telah tidak virgin, apa Andy masih pengen sama kamu?", saya berujar di bayang-bayang diriku dalam cermin, dan sekarang hatiku jadi bersedih.

Saya mulai memanfaatkan pakaian serta rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku telah berasa sedikit menyusut. Sesudah mematikan AC kamarku, saya mengecek sejumlah buku yang berada pada tas sekolahku, pastikan tidaklah ada yang ketinggal serta tidak lupa saya masukkan telpon selulerku ke tas.

Lalu saya memakai sabuk yang umum kupakai ke sekolah serta siap-siap untuk membereskan performaku di muka meja dandanku, saat tiba-tiba saya dengar mobile-phoneku mengeluarkan bunyi, dan dari deringnya saya tahu jika ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari handphoneku, serta lekas membaca isi SMS itu dengan penuh berharap.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu telah tambah enak? Saya berharap ini hari kamu udah lebih sehat dan tidak letih.'

Waktu saya memandang nama pengirimnya yakni Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku lekas menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban jika saya telah lebih sehat dan telah tak letih. Saya puas sekali sebab saya terasa Andy mulai berani berikan perhatiannya padaku.

Seusai saya menaruh hpku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap beres-beres performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai nampak rapi serta cantik megar, lalu saya memberinya sedikit bedak pada mukaku.

Ini hari saya ingin tampak lebih elok dan menarik dihadapan Andy, serta saya memulaskan lip gloss seperlunya di bibirku.

"Andy… jika saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu kasih padaku…", saya mengguman perlahan sembari menyaksikani diriku di cermin meyakinkan tidaklah ada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar suara ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya ajukan pertanyaan sekalian ambil tas sekolahku, lalu saya mengambil langkah menjurus pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, dan berterima kasih di Sulikah. Seterusnya saya mengamankan pintu kamarku, serta saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada di samping rack sepatu, serta saya memanfaatkan kaus kaki juga sepatuku.

Tau-tau saya tersadarkan, entahlah mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya menanyakan terheran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang tetap menatapku denganc penglihatan takjub.

"Thanks ya", saya tersenyum puas.

Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy akan memujiku seperti berikut, meskipun kalaupun memandang Andy yang malu-malu seperti tempo hari, rasanya asaku itu tidak bisa terjadi sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke ruangan makan untuk nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin sedikit dari umumnya, karena tiba-tiba saja saya takut jadi gendut. Saya tidak ingin sebagai kelihatan tidak menarik buat Andy. Secara sekejap saya mengakhiri sarapanku, dan selesai membasuh tangan dan mulutku, saya mengambil langkah ke arah garasi.

Di situ saya menyaksikan pak Berbudiin tengah mengelapi mobilku. Saat saya merapat, pak Bijakin yang melihatku sekejap menyudahi kerjanya, serta dia menatapku seperti anyar pertama melihatku saja.

Demikian pula Wawan dan Suwito yang semula sapu langit langit di garasi, sekarang terdiam melihatku sembari masih menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijaksanain, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengin pergi sekolah nih", saya bercakap pada pak Berbudiin sembari menunjuk lap masih yang ada di atas kap mesin mobilku.

Tak ada jawaban dari pak Berbudiin yang cuman mengangkut lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia melaksanakan itu sembari terus menatapku. Di saat saya lihat seputar, saya lihat Wawan serta Suwito pun punya sikap sama, mereka lagi mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian semuanya ini mengapa sich? Tidak pernah lihat cewek cakep ya?!", saya berencana mendamprat dengan nada yang lumayan keras sampai semua terkaget.

Suwito hingga nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, dan Wawan dengan paras terperanjat jatuhkan sapunya. Pak Bijaksanain sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya menghentikan tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha masih tetap menempatkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras benar-benar suaranya… buat terkejut saja!", gerutu pak Berbudiin lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, dan mereka berdua mulai juga dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang benar-benar kukenal, penglihatan mata mereka ketika mereka demikian gaungs serta bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL

"Eh eh… kalian ingin apa? Tidak! Tidak ingin!!", mengetahui apa yang bakal dijalankan oleh pak Bijaksanain, Wawan serta Suwito, saya berseru kuatir dan cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya mengancing pintu mobilku saat sebelum mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, biar saya dapat dengar apa kata mereka,  biar mereka dapat dengar jawabanku yang benar kuusahakan buat bikin mereka bertambah dongkol.

"Marilah non Eliza… Tidak lama saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng serta mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang telah terkunci ini.

"Tidak mau! Tak mau! Kelak bajuku lecek! Intinya tak ingin!", saya menjawab dengan nada yang lumayan keras serta menggelengkan kepalaku berkali kali, tetapi saya menyengaja mengerling menuju mereka, dengan style yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa seram memikirkan apa yang hendak berlangsung bila waktu ini saya hingga sampai ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah karena diminta layani gairah birahi mereka terlebih dulu.

Sehabis seringkali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab permohonan mereka yang memaksakan saya turun sesaat, selanjutnya mereka berserah pula dan kembali meneruskan tugas mereka. Pak Bijaksanain mengelap mobil mamaku, sementara itu Wawan dan Suwito kembali naik ke bangku tadi mereka gunakan serta menyambung sapu langit langit garasi ini.

Sekalian tersenyum senyuman sebab merasa menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan saat saya menyaksikan mereka bertiga pura pura gak tahu kalaupun mereka mesti memberikan pintu garasi dan pintu gerbang bagiku, saya tekan klakson mobilku sampai semua terkaget serta seluruhnya alat bersih bersih yang berada di pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya telah tidak tahan kembali dan saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Berbudiin yang dekat dengan mobilku kelihatan bersungut sungut sekalian membuka pintu garasi dan pun pintu gerbang, sementara itu Wawan serta Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan suka, meski saya tahu sehabis pulang sekolah kelak mereka bertiga pasti membalasnya marah padaku, entahlah dengan menjadikanku piala bergilir maupun piala bersama-sama. 

Namun saya gak peduli, toh tiada kugoda seperti barusan juga mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka saat tidak ada siapa siapa dalam rumah.

Entahlah kelak apa yang bisa mereka lakukan padaku sesudah seluruh yang kulakukan ini, jika kelak saya sungguh-sungguh harus sendirian di dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya menciut seram mengandaikan perbudakan apa yang harus kujalani selesai saya pulang sekolah kelak.

Seusai pintu terbuka seluruh, saya lekas melesatkan mobilku ke sekolah. Saya tidak pengin pikirkan apa yang hendak terjadi dengan diriku kelak, sebab di pikiranku sekarang cuma ada sebuah hal, adalah saya mengharap ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa cuma karena argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya telah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan ekslusif cuman untuk Andy. Saya pengin Andy betul-betul suka padaku.

II. Impian Elok Di Pagi Hari

Masih 15 menit sebelumnya bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi di saat saya hingga di parkir sekolah. Jantungku berdetak kuat waktu saya memandang Andy baru turun dari mobilnya. Dan di saat saya lihat tempat kosong di samping mobil Andy, rasanya saya seperti punya mimpi elok, dan saya suka sekali.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL

Saya tidak mau mimpi elokku ini amblas demikian saja, karena itu saya lekas melesat serta memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy kayaknya langsung mengenal bila ini yakni adalah mobilku. Saat ini Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia tungguku usai memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil dan menggembok pintu, serta kami berdua sempat sama-sama pandang untuk sejumlah lama waktunya. Lantas Andy tundukkan parasnya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya mengambil langkah dekati Andy, yang sekarang baru kusaksikan bila parasnya merona merah.

"Hai Andy… terima kasih ya semalam, mm… pun barusan pagi… saya telah sehat kok,  sudah tidak demikian letih seperti tempo hari", kataku lambat.

Hatiku bertambah terlena di saat saya memandang muka Andy yang cakep itu tersenyum halus. Tetapi Andy masih menunduk seperti gak berani melihatku serta saya tersenyum geli memandang kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali sebab Andy masih menunduk tiada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian takut.

"Saya mengapa?", saya ajukan pertanyaan dengan senyuman jail.

"Aku… anu… saya suka kamu sudah tak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya sudah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berujar dengan gembira.

Sesungguhnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharapkan bila kelanjutan ujaran Andy barusan itu yakni sanjungan dari Andy jika saya kelihatan elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sebetulnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau begitu, kalimat Andy barusan itu selalu membuatku tersenyum berbahagia.

Saya telah sangat percaya sekali jika Andy senang padaku, nampak dari sikapnya yang terus salah tingkah sebagai berikut serta ujaran Andy barusan memberikan jika Andy sangat peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy menanyakan dengan nada lambat.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengacaukank suka, namun Andy menunduk demikian dalam serta dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli lihat Andy yang demikian canggung dan salah tingkah di depanku. Apa ini lantaran dia pula kasmaran padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, serta sewaktu dia mengangkut mukanya menatapku, saya mengacaukankkan kepalaku kembali sekalian tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku dan sekali ini dia tersenyum, entahlah puas atau malu, atau ke-2 nya. Saya tidak meyakini, namun saya terasa tatapan Andy ini sangat menghangatkan hatiku. Saya tidak tahu ujaran apa yang dapat mendeskripsikan hatiku saat ini, yang pasti saya merasai saat pagi ini hari saya memperoleh angan-angan yang cantik. Serta saya benar-benar berbahagia di saat Andy lagi mengambil langkah di sampingku, kendati pun Andy yang kadang-kadang menengok serta tersenyum padaku itu cuman diam membisu.

Seperti sama tempo hari, saya rasakan beberapa tatapan iri dari beberapa siswa cewek yang melihatku jalan ke arah kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya berasa senang serta suka, meskipun sebetulnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pacar. Dan saat ini kami berdua saling diam sekalian lagi ambil langkah, hingga kemudian kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terimakasih ya", saya mohon pamit di Andy.

"Aku… saya  ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan grogi sembari mengangkat tangannya.

"Iya", saya menjawab sekalian balas angkat tanganku.

Saya tersenyum senyuman sembari mengambil langkah masuk ke kelasku. Tetapi sewaktu saya lihat Jenny yang dengan senyuman jahilnya itu menatapku serta tungguku di bangkunya, saya menghela napas panjang sekalian selalu mengambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya telah pasrah, ini hari saya tentu dibujuk dan diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tiada momen spesial, selainnya Jenny yang repot menarik serta mengejekku perihal Andy, pula Sherly yang turut jadi parah situasi saat kami bergabung di kantin saat pukul istirahat pertama serta, serta pada pukul istirahat ke-2  seperti saat ini saat ini.

Serta bila rata-rata saya selalu usaha membalasnya ledekan mereka, sekarang saya cuman dapat menangkis atau tersenyum malu, kendati pun hatiku rasanya suka sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2  usai ini udah mengeluarkan bunyi.

"Review deh… parasnya hingga sampai merah begini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", ejek Sherly dan mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini gak mesti pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian lagi ngeledek saya,  ngetawain saya. Kalian jahat!", saya bersungut-sungut serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini sudah tidak kok. Cup cup… tidak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sekalian merengkuh tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang dan serahkan tanganku yang ada di dalam gandengan tangannya itu di Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu  rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny dan Sherly seperti berikut, tetapi saya menurut saja waktu Sherly merengkuh tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama