CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART6

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART6, Hasrat-Bispak39 "Aaah…", saya menjerit seram waktu tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya kian gak punya daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijakin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, dan ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya sudah tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menyerangku saat saya memahami badanku melayang-layang lumayan tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status seperti berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, lagi keluar hingga ke arah tempat jemuran busana.

Tetapi yang paling membuatku cemas yakni kepala Wawan yang ada antara ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang benar paras Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, begitu dekat. Sebuah jilatan yang telah dilakukan Wawan mengawali pembantaian pada diriku, serta saya menggelinjang kurang kuat karena tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, namun saya mesti melenguh sewaktu Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, dan badanku melafalkanng dahsyat tidak bisa kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kesenangan yang kualami, pak Bijaksanain dan Suwito memperbanyak pasienanku. Mereka membeberkan bra yang membalut payudaraku, lalu nyaris bertepatan mereka menyeruput ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak sanggup terima semua rangsangan ini, badanku mengulet dan mengartikulasikanng tidak dapat kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengesah dan meminta.

Tiada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka pengin dengerin permintaanku. Mereka bertiga terus memikat ke-2  puting payudaraku, pula bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kepuasan ini, nafsuku telah naik gak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek pada lenguhan serta rintihanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Tetapi memang salahku pula sich, kelihatannya sakit hati tiga pejantan ini sangat besar sehabis saya berkali kali menarik dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka betul-betul gak memedulikan permintaanku serta dengan kejam mereka lagi menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Karena status badanku yang sebagai berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, dan rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tau-tau mereka bertiga bersama-sama menyudahi tindakan mereka, tetapi mereka biarkan badanku selalu melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mendesah perlahan-lahan, dalam hati saya berasa sedih sebab nikmat yang menyerangku ini jadi redup sewaktu mereka stop demikian saja sebagai berikut.

Namun saya cuma diam, saya gak pengin bercakap apa apa, memohon maupun melakukan perbuatan apa saja, meski diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan hasrat yang menimpa badanku.

"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek dan saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekali-kali tidak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku masih ada pada hadapan paras Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Lagi apa tanggung-jawab non barusan udah membuat kita kita tegangan tinggi waktu tonton non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang selanjutnya menyeruput puting payudaraku yang berada pada hadapannya sampai saya menggelinjang dan menyebutng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok jadi saya yang diperintah tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang emosi??", dari meminta saat ini saya jadi protes dengan jengkel sekalian menghentikan hasratku saat Wawan serta Suwito repot serang wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan serta Suwito menyudahi gempuran mereka, dan mereka sama-sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang dongkol dari mereka, akan tetapi saya gak dapat lakukan perbuatan apa saja pada saat badanku masih melayang-layang semacam ini dengan ke-2  tangan dan kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tidak ingin tahu, utamanya non Eliza harus tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah buat kita kita ngaceng berkali kali tanpa ada hasil semenjak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kesenangan gara-gara siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya ingin meronta, saya mau meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, karena saya gak mau pada kondisi lemas waktu terima telpon Andy malam nanti. Saya mau nikmati saat saat mengobrol dengan Andy tiada siksaan rasa pegal atau mengantuk karena kecapekan.

Tetapi tidak berapa lama kemudian saya telah tidak bisa kembali berpikir tenang. Saya mendesah rintih kenikmatan sewaktu ke-2  pergelangan tanganku dicekam oleh pak Berbudiin serta Suwito, serta tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba dan membelai perutku, dan mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Anyar kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sekasar ini. Seluruhnya kesan kesenangan yang kurasakan ini sangat dahsyat dan mengacau pikiranku.

Selanjutnya saya pilih nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuma dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat buat terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berulang-ulang, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak bisa kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta menggeliang dahsyat membebaskan luapan liar ini, dan sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang pengin mengampuniku kendati saya meminta seperti apa saja.

Sampai sekali ini mereka kian memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, dan itu tetap ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang sangat kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap-tiap kaitan tulang di seluruhnya badanku lepas waktu saya harus menyebutng luar biasa karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku sudah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Berbudiin dan Suwito tidak lepas walaupun saya mengulet seperti apa saja. Mereka mengancing ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing serta tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah suntuk mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang ketahan sebagai berikut, saya berasa gak memiliki daya juga utk sekedar melepaskan pergolakan orgasmeku. Namun diam diam saya justru sangat suka diberlakukan semacam ini oleh mereka, dan saya begitu nikmati ketidak punya dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang terengah-engah.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi waktu jawaban yang kuterima yakni pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Tetapi cuman tidak lama saja, Wawan telah hentikan pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang selalu melingkar di leher pak Bijaksanain dan Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang masih tetap terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Saya lihat Wawan ketujuan pintu yang membataskan sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu di sisi luarnya.

Seterusnya Wawan tutup dan menggembok pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari menyaksikanku dengan senyuman penuh sindiran, seakan mau berkata bila sekali ini saya tidak mungkin dapat lolos.

Tiba-tiba saya kaget karena saya mengetahui satu soal. Bukan masalah saya telah tidak barangkali dapat larikan diri, karena saya udah ketahui kalaulah saya usaha lari ke bawah, kelanjutannnya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah dan bakal selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud merupakan, kenapa mereka pilih tempat jemuran pakaian ini untuk tempat menghajar diriku? Di area yang sangatlah terbuka ini, bagaimana jika kelak rintihan dan lenguhanku hingga kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana bila kami sampai tampak oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa berencana menyaksikan menuju rumahku?

"Wan… tak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan begitu Wan… saya takut jika di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak dapat lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya bila getho non gak boleh bernada, enteng kan?", jawab Wawan sekehendak hati, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian memasangkan muka cemberut, namun tak lama setelahnya badanku melafalkanng di saat ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijakin dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengerang dan menggeliang, di antara kenikmatan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan lagi merapat, serta saat ini penglihatanku berganti ke pada penis Wawan itu telah tegak mengacungkan itu, yang siap untuk mengeduk serta meniduri lubang vaginaku.

Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku serta ke-2  pahaku yang kurapatkan sejak mulai barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap memasrahkan lubang vaginaku ini terima tusukan biadab dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mendesah perlahan saat kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya selalu pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak kuat.

"Mmmhh…", saya kembali mendesah di saat kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi remasan remasan halus pada ke-2  payudaraku oleh pak Bijaksanain dan Suwito,  kecupan mesra Wawan yang saat ini udah berganti jadi pagutan penuh gairah pada bibirku, semuanya membuatku mulai teraniaya dalam birahi.

Ke-2  lututku ibaratnya lemas. Jika kini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sisi kanan serta kiriku ini, ke-2  kakiku ini pastinya gak bisa menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba mengendalikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengundang rasa nyeri di lubang vaginaku.

Saat itu saya selalu mendesah ketahan saat bibirku lagi dipagut Wawan semacam ini, serta napasku mulai habis. Saya lebih teraniaya dalam kepuasan ini. Saya tidak sanggup meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku musnah tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia memahami kodeku kalaupun saya mulai menanggung derita karena kekurangan napas. Tetapi Wawan jadi menambahkan siksaan ini. Saya merasai lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, serta reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Selanjutnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menghirup serta menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tak dapat bernafas kembali sebab pergolakan birahi yang menimpa diriku ini semacam menyumpal dadaku.

"Oooh…", saya menyambat lega waktu selanjutnya Wawan melepas pagutannya sesudah senang mencucup seluruh air ludah dalam mulutku ini.

Napasku tersengal gak karuan sehabis barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha mengontrol napasku ini, tetapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini bikin napasku kembali mengincar.

Serta di saat pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, serta menyeruput puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati semuanya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali menyambat sewaktu Wawan dengan semaunya mengambil jemari tangannya yang sejak mulai barusan direndam celup ke lubang vaginaku.

‘Waan… masukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak pengin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya pengin meminta pada Wawan biar dia pengen masukkan jemari tangannya kembali, atau malahan masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar untuk melindungi harga diriku menjadi nona majikan mereka. Karenanya saya terpaksa sekali diam dan pejamkan mataku, sekalian mengharap mudah-mudahan Wawan selekasnya memikat lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh lambat waktu merasai suatu yang tebal, hangat dan basah tekan bibir vaginaku.

Saya buka kembali mataku. Nyatanya saat ini Wawan lagi berjongkok di depanku serta menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih pengin permainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam luapan birahiku ini.

Seterusnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengerang kesenangan, badanku kembali menggeliat, kurasakan cairan cintaku kembali menetes.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang fantastis menimpa diriku waktu tau-tau Suwito menangkap serta memagut bibirku, sedang pak Berbudiin yang masih tetap menyusu pada puting kiri payudaraku, saat ini  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja sebab ditinggal oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mendesah nikmat gara-gara cumbuan bertubi tubi yang sedang dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuma dapat mengguman gak terang sebab bibirku yang tetap dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan seluruhnya belumlah cukup, sekarang Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu memikat lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, membikin mataku terbeliak, badanku mengartikulasikanng dan mengartikulasikanng.

Saya sudah tentu menjerit kesenangan jika bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito seperti berikut.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang serta badanku tersentak berulangkali menemani orgasme luar biasa yang menerpa badanku.

Otot perutku melafalkanng sampai terasanya akan kram, datangkan rasa nikmat antara terasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya itu masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang tambah jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu tidak lepas meskipun saya menggeliat seperti apa saja. Dan semuanya cairan cintaku yang meluluh itu dicucup dan diseruput Wawan hingga habis.

"Mmmhk…", saya mendesah kurang kuat, pasrah.

Tiada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengerang terhenti. Tapi gelombang orgasme yang menderaku ini benar-benar tidak menyurut, sebab Wawan selalu mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, dan Suwito tidak melepas bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijakin selalu bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka lagi menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART6

Selesai sekejap disiksa sesuai ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas dan cuman dapat pasrah terima semuanya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang selalu membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa gak punya daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas di saat Suwito membebaskan pagutannya, dan saya tetap harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, memperbanyak semua kesan nikmat yang udah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengerang serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito waktu ini demikian mesra, membuatku lebih kebingungan serta gak tahu harus melakukan hal apa. Jantungku berdetak kuat, sedang orgasmeku benar-benar tidak berhenti.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, akan tetapi saya kembali mengerang sewaktu tiba-tiba kurasakan suatu yang hangat di leherku.

Saya tidak akan merasai kuluman pada puting kanan payudaraku, mempunyai arti pasti pak Berbudiin yang menggeser gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka hentikan pembantaian kepada diriku ini.

Namun mereka mana pengen mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya terus menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.

Tetapi lidah yang nakal itu masih bermain dalam lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tiada ampun. Daun telinga kiriku terus dilumat secara halus, lalu jilatan dan ciuman pada leherku ini… pun seluruhnya rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak mampu terima siksaan orgasme untuk orgasme yang selalu menderaku semenjak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama