CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART3, Hasrat-Bispak39 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi memang mempersiapkan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang dia mengetahui bakal dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal mulanya.

"Dasar. Udah orangya cebol, gak sadar kali jika burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, problem yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang terhenti di saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ujarnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku di penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta merintih kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya selalu usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal di Dedi, biar dia kian terangsang sampai pekerjaanku dapat usai bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat bercakap, cuman dapat mengguman gak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali di saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian kuat. Dua murid busuk ini akan selekasnya melumatku di gudang ini, tetapi yang sangat kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Sebaiknya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk pikir maupun berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Lalu dengan peringkat ke-2 kakiku yang masih tetap sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan semua tehnik oralku supaya Pandu cepat gapai pucuk serta selanjutnya dia tak turut nikmati lubang vaginaku seusai Dedi tuntas nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas pada sisi bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menghardik.

Saya gak berani menjawab, tidak berani menengok. Pengin rasanya saya menangis, namun saya tidak ingin kelak rekan temanku terpenting Jenny jadi menanyakan bertanya jika kelak mataku tampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah serta terus mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang bisa diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang terbendung saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, memunculkan kesan yang aneh di saat saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah serta selalu mengerang terbendung, tetapi saya tidak lupa jika saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan waktu saya merasai pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi waktu saya menengok ke belakang buat lihat apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi sungguh-sungguh mau menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi siap.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Telah, tidak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terhenti, namun sekarang saya tidak memiliki alternatif lainnya, saya mesti menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng tidak lama di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku serta lagi melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, dan seterusnya saya lagi usaha menyambung service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian pada dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terhambat, serta saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya mesti semakin menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung membatasi mual gara-gara berbau apek yang melanda hidungku, pun saya mesti meredam merasa sakit bergabung nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharap pasienanku ini lekas usai. Saya pula mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek dan basah oleh keringatku selesai saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Sesudah saya menyatukan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia akan membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak sanggup menghentikan kepuasan service oralku.

Tetapi saya gak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sejenak lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan sewaktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semuanya cairan dalam mulutku ini, namun saya gak pengin Pandu dapat lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya telah sukses. Saya sangat kecewa kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat pakai metode yang serupa buat menumpahkan kekecewaanku pada Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini meski penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum juga usai dengannya.

Saya lagi mengisap dan mengisap penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Pada akhirnya saya hentikan kulumanku di penis Pandu, serta sewaktu saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama dengan nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergeletak sehabis saya serta banyak pacarku balik mencabuli mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya bakal meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Seusai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti tidak meyakini dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan suara gemetaran sangking berangnya.

Kondisi di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir mencegah tangis. Saya benar-benar sakit hati saat Dedi menyebutku pelacur.

Tiada pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya mesti beres-beres diriku di toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan pada sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat membantu rasa gak nyaman pada selangkanganku.

Serta sekali ini saya tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berpindah udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian mengemukakan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu tentu sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak ingin tertiban bencana untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya kembali ke arah ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong biar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya terasa sedikit gak sedap sebab saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian melihat dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, meski saya tahu ini ialah yang terbaik, dibanding ada yang dengerin penuturan kami saat saya menyatakan apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat lagi saya berada pada toilet, ataupun lebih pasnya di gudang barusan.

Tetapi tak lama setelahnya Jenny telah kembali repot memikat serta mengejekku masalah Andy. Apa lagi saat jam paling akhir ini hari guru yang mestinya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat merayuku, dan saya telah kehilangan akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat lagi saya gak tahu harus melakukan hal apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dilaksanakan Andy? Apa yang lebih kurang berada di ingatan Andy saat ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya udah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali sayang deh… hingga sampai saya gak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindar.

"Getho ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen ngomong apa ya… saya ingin ngomong, bila Eliza tidak sukai dengan dia", Jenny menjawab dengan style cuek bebek sekalian mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, lantaran bel pulang sekolah betul-betul barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir kalaupun kalau Jenny benar-benar lewat kata tuturnya, serta saya dan selalu merengek-rengek.

"Kalaupun begitu kamu gak boleh mengelit lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa apalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sembari membenahi semua buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas waktu Sherly tiba-tiba tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat meratap waktu saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengin hingga sampai kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan cemas.

"Sebab itu tidak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA BAHENOL PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, rupanya memang kelasku ini udah kosong disamping kami bertiga. Namun tetap juga saya cemas kalaupun ada yang dengar kata-kata mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya gak ingin Andy dengar gosip yang tak tidak, saya tidak mau hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen untuk pisah pada mereka, agar saya tidak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, kebenaran saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya telah tak mempunyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi risi waktu saya menyaksikan sang cebol. Saya terlintas tingkah laku busuknya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tetapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama