CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN TUBUH MONTOK

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN TUBUH MONTOK


CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN TUBUH MONTOK, Hasrat-Bispak39 Namaku Ari (nama fiktif), saya ialah seseorang mahasiswa di satu diantaranya perguruan tinggi tempatku tinggal, saya termasyhur menjadi seorang nerd yang tidak mempedulikan wanita alias tak pernah ingin menjelimet dengan yang bernama pujaan hatian, tapi nafsu seksku yang tidak tersalurkan ini makin menggelora tiap saya menyaksikan mahasiswi sekelasku yang punya badan-tubuh merayu, pada akhirnya tiap-tiap hal semacam itu berlangsung saya cuma dapat coli di rumahku sekalian memikirkan dapat ngentot sama mereka. Saya mempunyai kontol yang kemungkinan cukup menyenangkan hati buatku adalah sejauh 17 cm, gendut serta berurat. WAJIB 4D


Back to story….


Ini pagi saya kuliah dengan salah seorang dosen wanita muda, kutaksir umurnya kurang lebih 26 tahun, dia merupakan bu rida, akhwat cadar lebar, belum menikah lantaran tak ada yang sesuai ucapnya, Awal mula dia mendidik di kelasku, dia tidak menarik perhatianku sebab badannya yang terus ditutupi kerudung serta gamis panjangnya, tetapi kian ke sini saya punya fantasi spesifik yakni dapat rasakann badannya.


Saya pikir bagaimana metodenya ya supaya dapat cicipin badan beliau ini, saya mendapat buah pikiran untuk menempatkan kamera pengaman yang menyoroti meja beliau, meskipun tidak bisa bukti aneh-aneh tetapi sedikitnya bisa menyaksikan parasnya yang terus tidak ingin bila dijepret, siang hari ini saya lalu memperlancarkan gagasan itu, besok harinya saya ambil rekaman itu dan saya lihat dosen yang kumaksud lagi masturbasi memakai sebuah dildo dengan kenakan pakaian komplet di meja kerjanya


Memandang hasil rekaman itu, saya menanti sampai sore hari bermaksud buat menggrebek beliau, waktu tempat dosen udah sepi, saya masuk sembunyi-sembunyi tanpa suara,dan betul saja kedengar desahan kecil "uhh..sshh", kudekati meja beliau, ketika mau merapat, kuberkata "masih tetap ada orang?", "hhmm..masih" ujarnya sedikit gelagapan, "oh bu rida, belum pulang bu?" Tanyaku, "hhmm belum nih ri" jawabannya mendesah kecil, kusaksikan dari raut parasnya tampak kalau dia lagi horny berat, ke-2  tangannya masih tetap di bawah meja, "ibu kok keringatan? Ini ruang AC loh" tanyaku, "eee…tadi…anu…" ia dilihat was-was, "anu apa bu?" Tanyaku, "itu…saya kembali kelarin beberapa buku di tempat ini" tuturnya, kusaksikan rapi saja meja beliau. 


Kudekati beliau, "ingin ngapain kamu?" Tuturnya sedikit terkejut, kuperlihatkan video yang udah kurekam ke beliau, beliau nampak pucat pasi, "kamu merekam saya?! Pengen apa kamu!" Teriaknya, "tidak boleh emosi-marah ah bu, sembunyi-sembunyi akhwat seperti ibu ini mempunyai gairah besar pun ya" jawabku enjoy, "tidak boleh kurang ajar ya kamu!" Amuknya kembali, "ibu puasin saya atau video ini saya tebar biar banyak mahasiswa lain dapat gagahi ibu?" Tanyaku dengan enjoy, ia terkejut serta tersandar lemas di bangku kerjanya, "ibu memohon tak boleh demikian ri, tolong yaa" pintanya, "bisa nggak saya tebar namun ibu harus taatin saya" ucapku sambil buka celana panjang serta cdku, terpajang kontolku yang telah 1/2 tegang, dia mengalihkan parasnya serta berteriak kecil "aih!"


"eleh..berlaga sok buang muka, ini lebih besar loh dari kontol-kontolan yang ibu gunakan di video itu" ucapku dengan rileks, kedengar tangisan kecil, "udah tidak boleh nangis" ucapku, kutarik tangannya yang sejauh ini belum disentuh lelaki pikirku karena benar-benar halus mengarah kontolku,kupinta dia memegang kontolku dan mengocak lambat, tangannya menggigil, tetapi nurut mengocak, "telah gak boleh nangis sini simak saja" ucapku sekalian menggenggam kepalanya untuk melihat memandang kontolku, kelihatan matanya berkaca-kaca, kudorong kontolku ke bibir kecilnya yang seksi itu, "membuka serta sepong kontol ari bu" ucapku, ia masih tutup mulutnya, saya menjepit keras hidungnya maka dari itu dia kepelikan bernafas serta buka mulutnya, dengan cepat ku tambahkan kontolku ke mulutnya serta kuhentakkan dengan kasar


"ohok…ohok" bu rida terbatuk-batuk, "jika saya nggak pengin kasar, nih hirup saja!" Gertakku, menyaksikan saya menyentak,dia mulai coba menyedot-nyedot palkonku dan memaju mundurkan kepalanya, saya cepat ambil camera yang tergelimpang di meja beliau dan merekam pekerjaan beliau nyepongin kontolku, "bu rida, cheese!" Ucapku, dia menatapku serta ingin emosi karena dia sadar saya merekamnya, akan tetapi kutahan kepalanya dengan tanganku, "hhmm..ehhmm.." suaranya terhenti, kuletakkan camera itu di meja beliau kembali, kuraba toketnya di luar gamis biru tua yang dia pakai ini hari, dia kembali memelototiku, saya mengabaikannya dan memulai meremas toketnya, "hhmm..hhmm.." desah kecilnya.


Sebab kurasa cukup babak sepongnya, kutarik keluar kontolku serta kuberdirikan badannya, "pengen ngapain kembali kamu!" Gertaknya, kududukkan beliau di meja kerjanya, dan kunaikkan rok biru tuanya sampai kepinggang nampak kaki dan paha mulusnya


dia gak memakai legging sewajarnya akhwat lain, dia cuman memakai cd memiliki motif bunga, kuremas lambat memeknya di luar cdnya, "ri…cukup…ssh" tuturnya, kutarik cdnya serta kubuang entahlah ke mana, kumelihat memeknya yang berjembut lebat itu dan bibir memek yang semakin dekat, kupermainkan jariku di bibir mekinya buat cari itilnya, sesudah kudapatkan, kupijit-pijit itilnya, "sshh…stop ari" pintanya dengan mendesah. Saya lalu masukkan tanganku yang satunya ke gamisnya, cari toketnya, selesai kudapatkan langsung kuremas-remas kembali, dia tampak menggeleng-gelengkan kepalanya seakan menampik permainan tanganku tapi dia selalu menikmatinya, "sshh..telah yaa..ari…" desahnya, kumerasakan memeknya mulai becek


"berlaga sok nolak! Ini memek ibu dah becek" ucapku, kuhentikan semua rangsangan, kuarahkan cameraku ke memeknya supaya bisa merekam pekerjaan eksekusiku, kudekatkan dan kugesek palkonku ke bibir memek beliau, "sshh…jangan tidurin ibu ri…ibu memohon..sshh" katanya sembari mendesis, kumasukkan palkonku berasa ada yang menjejal kontolku, kupijit-pijit kembali itilnya bermaksud buat menstimulasinya, lalu kuhentakkan keras kontolku ke mekinya, "Akkhh! Sakit ari!" Teriaknya dengan kepalanya yang mendangak keatas. Kudiamkan sejenak kontolku di memek bu rida, berasa pijatan memeknya yang begitu nikmat, kumulai mengeluar masukan kontolku di memek beliau, "kamu jahat ari! Kamu setubuhin ibu!" Gertaknya, memandang dia menghardikku dengan keras

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA DOSEN TUBUH MONTOK

saya memecut memeknya dengan keras juga ekspresikan kemurkaanku karena beliau gertak, "Uhh..sshh…perih ari, hentikaaaaann…" desahnya menampik tingkah lakuku, menyaksikannya bertambah mendesah kuhentakkan lebih keras kontolku sampai berasa sentuh bibir rahimnya, "akhh..gak boleh dalam sekali ri" desahnya, perlahan-lahan pekikan perihnya berganti jadi desahan manja, "ahh..kurang ajar kamu..sshh…ohh…", "ari…sshh…ibu ingin keluar…sshh" desahnya, berasa mekinya berkedut-kedut, saya kian melecutnya keras sampai menggoyahkan meja kerja beliau ini, "ohh ibu sampai…sshh" desahnya dituruti dengan semburan hangat cairan cintanya berkenaan palkonku, berasa semburan kecil di perutku dari mekinya. WAJIB 4D


kudiamkan kontolku biarkan dia nikmati orgasmenya, lalu kugendong beliau dengan kontolku masih yang menancap di mekinya, kubawa dia serta camera yang dari sejak barusan merekam aktivitas kami ke meja kerja dosen lain, kulepaskan kontolku,kelihatan darah fresh melekat di tangkai kontolku, lalu kuposisikan badannya membungkuk dan berpijak di meja itu, kukembali menyikatnya dari belakang, "Uhh.." desahnya saat kontolku masuk memeknya, kugenjot dengan sedikit kasar, kuremas toketnya dari belakang, kutegakkan badannya maka dari itu dia berdiri tegak dengan kontolku masih memacu memeknya, hijab lebarnya mulai kusut begitu halnya gamisnya lembab lantaran keringat kami, kedengar suara telepon yang kutebak itu merupakan telephone seluler punyanya, "ari setop ri…itu ada telepon..ssh" pintanya


saya terasa jika saya punyai sebuah gagasan edan, "ibu jalan ke meja ibu, saat ini dengan kontol saya masih di memek ibu, cepat!" Perintahku, dilihat dia jalan membungkuk berpijak di lututnya, saya terus melecut memeknya tanpa ampun, "ari, ibu letih…udah donk" pintanya sekalian menggerakkan pahaku supaya saya menyudahi pacuanku, saya menarik pundaknya buat kembali tegak, kupegang dagunya dan berbicara "jalan saja lah kau lonte! Kau itu lonte saya saat ini! Haha", sembari lagi memaksakan jalan, setelah tiba di meja kerja beliau, dia langsung beroleh gadgetnya dengan status menungging berpijak di meja kerjanya, kulepaskan kontolku untuk ambil camera barusan ketinggalan di meja dosen lain


kusaksikan dia segera membawa telepon, "ya sony?" Tanyanya, oh dari adiknya ternyata, kulangsung percepat jalanku ke arah beliau, kuposisikan camera untuk tetap merekam kami, serta kembali kugenjot memeknya, secara halus untuk memberinya keasyikan untuknya, "ingin jemput mbak yaah..ssh?" Tanyanya, kuperintahkan bu rida buat aktifkan loudspeaker ponselnya, "mbak sakit ya? Jam berapakah sony jemput?" Bertanya adikknya kuatir, "eeenng gak kok son, kakak hhmm baik aja…,ssh kakak pulang naik angkot ajaahh kelak" tutur bu rida dengan mendesah karena saya tidak hentikan pecutanku di memeknya, "oh baik mbak, berhati-hati ya" ujar adiknya di telephone, "hhmm iya dek" katanya. Mengenal telpon itu udah usai, kugenjot keras kembali memek beliau, "ohh..ohh..sshh…" desahnya, "ibu ingin keluar kembali ri…sshh" desahnya, "ah cepat sangat bu,hhmm" desahku, kutarik keluar kontolku dan kuarahkan kontolku ke anusnya, "eh!eh!eh! Ingin ngapain kamu disana? !" Katanya kuatir, karena kontolku cukup basah dengan cairan mekinya langsung kumasukkan sedikit kontolku ke anusnya


"Akkhh! Pedih ari, gak boleh disana!" Teriaknya, kuhentakkan lagi kontolku sampai kontolku masuk semua di anusnya, "ohh stop ari, sakit…" pintanya, kugenjot lambat sembari kumainkan jariku di memeknya yang membuat kembali mendesah walau kesakitan "aduh…sshh…ahh ari…", saya terasa kalau saya lekas muncrat, kutarik kontolku dari anusnya dan kumasukkan ke memeknya yang rapat itu satu kali lagi untuk berikan orgasme ke-2  buat beliau, "ohh…ibu hingga sampai" desahnya dituruti semburan cairan cintanya semakin banyak ketimbang yang pertama, maka membasahi lantai, kutarik keluar kontolku keluar memeknya, lalu kuhentakkan lagi kontolku ke anusnya, "akhh sakit itu ari!" Teriaknya yang barusan terima orgasme ke-2 , kupercepat pacuanku, "aahh ahh bu saya sampai" desahku disertai dengan 4 kali muncratan pejuku dalam anus beliau, "ohh perih…sshh" desahnya rasakan semburan pejuku di anusnya


sesudah bahagia saya menyemprot pejuku, saya ambil kontolku serta badan beliau jatuh ke lantai yang basah dengan cairan beliau, kucari cd beliau, dan kubersihkan kontolku dengan cd beliau, kurekam badan beliau yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami mengegas gairah barusan, hijab panjang dan gamisnya basah disanggupi keringat, sementara roknya dibasahi cairan cinta, darah fresh serta pejuku yang keluar anusnya. Kulekas memanfaatkan kemejaku, ambil bra beliau, "saya memohon bh ibu ya, buat bahan coli, oke sayang, gak boleh kadu siapakah bila tidak pingin rekaman ini saya tebar, kamu jadi lonte saat ini bu, haha" ucapku di muka mukanya sekalian kukecup dahinya, kedengar tangisan menjadi-jadi dari beliau, kutinggalkan beliau sendiri di ruangan dosen itu dengan rasa senang.


——-


Ini hari ialah 4 hari sehabis insiden pemerkosaan bu rida yang ari kerjakan di ruangan dosen


——-


Bu Rida


Namaku rida (nama fiktif), saya yaitu salah seseorang dosen anyar di perguruan tinggi yang berada pada kota ini, saya biasa diundang "mbak-mbak akhwat" lantaran saya terus kenakan cadar panjang diikuti gamis dan rok panjang buat tutupi badanku dari tatapan genit banyak lelaki, badanku kurus tinggi, dadaku tidak besar cuman seukur 34B.


Ini hari ialah beberapa waktu seusai saya alami petaka pemerkosaan yang sudah dilakukan oleh Ari, mahasiswaku. Sore hari ini saya harus pulang cukup malam kira-kira jam 9 malam karena banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan ini hari. Lantaran udah termasuk tengah malam, jadi bis yang membawa dosen sudah tak bekerja kembali, karenanya saya menetapkan untuk pulang memanfaatkan bis transkota, kumenunggu kira-kira 10 menit di halte depan universitas dan selanjutnya hadir suatu bis transkota yang hendak kutumpangi, kutidak memerhatikan jika bis itu dipenuhi akan laki laki, serta cuman sedikit ada wanita, tetapi sebab saya takut apabila naik angkot jadi saya beranikan diri untuk memakai bus itu, saya tak memperoleh bangku untuk duduk, jadi kumemutuskan buat berdiri, saat ku asyik bergelut dengan mobile-phoneku, kumerasakan ada benda tegang yang menggesek-gesek bokongku yang terikat rok panjang warna krem ini.


BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama