CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SINTAL PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SINTAL PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SINTAL PART2, Hasrat-Bispak39 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tak ingin menentang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu memikirkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya malahan kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kesenangan pentil saya dimain-mainkan, oleh karena itu perkataan saya sudah tidak terselesaikan,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ucapnya, "Saya membikin kamu jadi nikmat di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SINTAL PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangat nikmat, sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Dan tiba-tiba saja, Juragan telah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum mengetahui banyak berkaitan tubuh lelaki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan menerangkan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi tidak dapat muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa ada menanti jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan lagi nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, jadi lama makin kuat. Tubuh saya digoyang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga sampai gak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengerin. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak dari dahulu saja, ya?Terpikir pemikiran begitu dalam kepala saya. Namun saya abaikan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta mohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa Kedengarannya saya. Muka saya nyata tampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan tampak puas.


"Hah… uh… Mari selalu Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin lebih gairah. Kamu senang juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak tahu apa artinya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya banyak hati nikmat karena dientot Juragan. Namun gak lama lantas saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian suka nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa cakepg saya saat lagi saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Dan selanjutnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya. Sembari memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa juga ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu pengen, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SINTAL PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga akhirnya kemampuan saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya tentu sudah tidak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur serta menempel di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko bertambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, ditambah lagi cocok awut-awutan berikut. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, nyatanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan begitu? Habis ngapain kamu?"


Semuanya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya segera membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya harusnya bersusah-hati atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang berlangsung justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya terus cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya butuh uang, saya gak kembali enggan-segan menjajakan tubuh saya terhadap laki laki. Saya mengerti ini gak betul, dan semestinya saya stop, tetapi bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga dikenal menjadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia pengen.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, sekedar ia serta seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dikontrak lantaran terletak sangat ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan hanya kerja semacam ini lebih enteng memperoleh uang. Saya pula tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sesungguhnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan setelahnya, saya mendapat uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian mempunyai pengalaman menjadi lonte. Telah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya menjadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya hingga sampai tahu pekerjaan rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi jika sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pun beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal anyar. Misalkan ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama kalinya coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun makin lama kebiasa juga.  Saya pun jadi semakin mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian  seperti saya. Saya pula jadi tahu jika dahulu, pas muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka seorang penari juga.  Sekedar masa itu Juragan belum punyai apapun, ditambah lagi penari itu  simpanan seseorang camat. Juragan hanya dapat menonton dan memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya  Juragan terus mohon saya gunakan busana serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas bila dapat buat Juragan suka. Tambah hari saya kian terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan gairah laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, namun tubuh saya terus meminta lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih melakukan karena hanya duwit. Semakin lama saya semakin urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SINTAL PART2

Tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandungan saya. Saya juga semakin berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah rasakan tubuh saya, serta saya lantas hamil… Alamiah, jika ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya selalu melacur meskipun perut saya menjadi membesar. Serta saya  terus ada ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, serta beliau terlihat rada panik dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara semua konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Karena barangkali selepas Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sembari cakepgnya risau. Rasanya saya mau buat beliau gak waswas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berhimpun dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun sehabis saya serta Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi momen yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Tentunya ada yang memandang dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada saat menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun lantaran masih lemas. Seterusnya Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu seluruh sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu gak mesti sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama